Neuroplasticity
Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf. Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical), penerimaan saraf (neuroreceptive) , perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan dan kematangan sistem saraf.
Untuk memberikan gambaran tentang plastisitas, maka penulis memberikan ilustrasi dengan membandingkan antara sifat plastisitas dan elastisitas.
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;
Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segi tiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kemampuan elestisitas.
Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan membentuk segi tiga dan juga menjadi bentuk akhir dari benda tersebut, hal ini disebut sebagai kemampuan plastisitas.
Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda dengan sifat plastisitas. Sifat elastik artinya kemampuan suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain.
Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal.
Nilai negatif dari adanya sufat plastisitas adalah jika metode yang diberikan tidak tepat, maka akan terbentuk pola yang tidak tepat pula.
by. irfan
Muhammad Akraf said
Bagus……
Ressi Winanda said
Tulisan na saya copy yha…
conni la febrina said
makasiih sangat membantu .
good job .
🙂
Konsep Bobath « Danar88's Blog said
[…] Neuroplasticity […]
Bobath « Danar88's Blog said
[…] Neuroplasticity […]
Evanjh said
Artikel yang bagus dan memberi pengetahuan baru bagi saya.. thanks and sukses selalu
infostroke said
terimaksih atas tanggapannya
Eka siswanto said
Terimakasih buat tulisannya..
Ada beberapa hal yg ingin sy tanyakan kanda, sebagaimana diketahui, bahwa prognosis stroke tergantung pada letak dan luas daerah yg cidera atau infark, pertanyaan sy, mngenai plastisitas dari otak ini, apa konsep perbaikan ini berlaku sama di tiap bagian otak? Apakah ada wktu yg terukur mengenai proses regenerasi dari saraf otak ini? Faktor2 apa sj yg dapat mempercepat plastisitas otak ini? Dan mengenai stimulasi yg diberikan, intervensi apa yg diberikan (utk tiap2 problem ft yg ditemukan) contohnya, spastisitas, g3 keseimbangan, dan g3 koordinasi nya? Makasih
infostroke said
pertanyaan yang bagus. mengenai luas area ataupun lokasi kerusakan bukanlah menjadi bagian yang dibahas kali ini, akan tetapi perhatikanlah gangguan gerak dan fungsi yang diakibatkan oleh kerusakan otak tersebut. Sifat plastisitas berlaku bagi semua area. bahkan, ada yang bersifat ipsi lateral, artinya kerusakan pada salah satu sisi yang mengakibatkan hgangguan gerak secara kontra lateral ternyata dapat dikembangkan melalui pembelajaran pada sisi yang sama.lihat youtube tentang neuroplasticity. tmksh
Day said
penjelasan yang mudah dicerna. Yang saya tanyakan, apakah mekanisme yang mendasari terjadinya neuroplasticity secara biomolekuler ? atau secara neuroscience, neurotransmitter atau receptor apa saja yang terlibat dalam neuroplasticity ?
infostroke said
Yth. Sdr day. Neuroplasticity mencakup perubahan struktur dan fungsi…sehingga perubahan terjadi sampai pada tingkatan struktur terkecil yaitu molekul.
TOKO ALAT FISIOTERAPI said
Dalam terapi bobath terdapat
empat prinsip utama yaitu inhibisi, fasilitasi, stimulasi dna
key point of Control. Salah satu terapi yang sering dilakukan menggunakan bola adalah
terapi bobath : Bola Bobath